25+ Tahun Pengalaman
40+ Client
20.000+ audience
5 International Certificate
Perusahaan Yang Telah Menggunakan Layanan Kami
Pilihan Layanan
Pelatihan
Consulting
Mentoring
Pendampingan Bisnis
Dengan kurikulum yang disesuaikan dan metode pembelajaran yang interaktif, kami membantu SDM Anda mengembangkan keterampilan yang diperlukan
Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, baik secara teori standar Internasional maupun pelaksana di perusahaan, kami siap bekerja bersama untuk memberikan panduan strategis yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Memberikan bimbingan, nasihatdan dukungan baik berupa simulasi, studi kasus, maupun praktek langsungdi dalam kegiatan bisnis baik secara individu, grup ataupun perusahaan
Kami akan bekerja secara langsung dengan Anda sebagai pemilik bisnis atau pengusaha untuk membantu mengelola, mengembangkan, dan meningkatkan kinerja bisnis Anda. Kegiatan ini melibatkan pemberian nasihat, strategi, dan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi bisnis dan memanfaatkan peluang yang ada
Artikel ini akan membahas tentang berbagai teknik dan metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi risiko bisnis dan proyek. Identifikasi risiko merupakan langkah penting dalam proses manajemen risiko karena membantu organisasi untuk mengenali potensi ancaman dan peluang yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan mereka.
Beberapa teknik dan metode yang umum digunakan dalam identifikasi risiko bisnis dan proyek antara lain:
1. Analisis Dokumen dan Data: Mengkaji laporan keuangan, data historis proyek sebelumnya, dan dokumentasi lainnya untuk mengidentifikasi risiko potensial.
Analisis dokumen dan data merupakan salah satu teknik yang kuat dalam mengidentifikasi risiko potensial dalam lingkup bisnis dan proyek. Dalam metode ini, data yang relevan dari berbagai sumber seperti laporan keuangan, laporan proyek sebelumnya, dokumen kontrak, dan dokumentasi lainnya dianalisis secara menyeluruh. Melalui kajian mendalam terhadap data historis dan informasi finansial, organisasi dapat mengidentifikasi pola risiko yang muncul di masa lalu dan memperoleh wawasan tentang ancaman yang mungkin dihadapi dalam proyek atau operasi bisnis saat ini.
Dalam analisis dokumen dan data, tim proyek atau tim manajemen risiko mengumpulkan dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk mengidentifikasi risiko potensial. Laporan keuangan dapat memberikan gambaran tentang masalah keuangan yang bisa menjadi risiko, seperti utang yang tinggi atau fluktuasi pendapatan. Data historis proyek sebelumnya dapat mengungkap risiko-risiko yang serupa yang pernah dihadapi dan cara mereka ditangani. Dengan informasi ini, organisasi dapat membuat strategi pencegahan dan manajemen risiko yang lebih efektif untuk menghindari masalah yang sama di masa depan.
2. Wawancara dengan Pihak Terkait: Berbicara dengan pemangku kepentingan, tim proyek, dan anggota tim lainnya untuk mendapatkan wawasan tentang risiko yang relevan.
Wawancara dengan pihak terkait adalah pendekatan yang sangat berharga dalam mengidentifikasi risiko bisnis dan proyek. Dalam proses ini, para ahli, pemangku kepentingan, tim proyek, dan anggota tim lainnya diundang untuk berpartisipasi dalam sesi wawancara yang terstruktur. Melalui dialog langsung, informasi berharga tentang berbagai aspek proyek, lingkungan bisnis, dan tantangan yang dihadapi dapat diperoleh. Para pemangku kepentingan sering memiliki wawasan mendalam tentang risiko yang mungkin belum terdeteksi oleh pihak lain, dan wawancara ini membantu dalam menggali aspek yang lebih halus dan spesifik yang mungkin mempengaruhi keberhasilan proyek atau operasi bisnis.
Selama wawancara, para pihak terkait dapat berbagi perspektif mereka tentang risiko potensial, dan hal ini memberikan pandangan holistik mengenai dinamika proyek atau lingkungan bisnis. Tim manajemen risiko dapat mengajukan pertanyaan yang relevan dan menyelidiki lebih dalam untuk memahami bagaimana berbagai risiko berhubungan satu sama lain. Informasi yang diperoleh dari wawancara ini membantu dalam merancang rencana manajemen risiko yang tepat dan strategi penanggulangan risiko yang efektif. Selain itu, melalui proses wawancara, terjalin komunikasi yang lebih baik antara tim manajemen risiko dan pemangku kepentingan, memastikan pemahaman bersama tentang risiko yang harus diatasi dan bagaimana mereka akan dihadapi dalam keseluruhan proyek atau operasi bisnis.
3. Brainstorming dan Workshop: Mengadakan sesi brainstorming dengan tim proyek atau kelompok ahli untuk mengidentifikasi risiko secara kolektif.
Brainstorming dan workshop merupakan metode kreatif yang efektif untuk mengidentifikasi risiko secara kolektif dalam lingkup proyek atau bisnis. Dalam sesi brainstorming, anggota tim proyek atau kelompok ahli berkumpul untuk secara bebas berbagi ide dan pandangan mengenai potensi risiko yang mungkin terjadi. Pendekatan ini memungkinkan perpaduan beragam perspektif dan pengalaman dari berbagai anggota tim, yang dapat menghasilkan pemikiran baru dan identifikasi risiko yang lebih komprehensif. Diskusi yang berlangsung dalam suasana yang terbuka dan kolaboratif juga dapat memperkuat kesadaran tim terhadap risiko yang mungkin sebelumnya tidak dipertimbangkan.
Dalam workshop, fasilitator memandu sesi brainstorming dengan struktur dan tujuan yang jelas. Partisipan diberdayakan untuk berkontribusi secara aktif, baik melalui diskusi kelompok kecil maupun sesi presentasi. Teknik kreatif seperti penggunaan kartu pos, gambar, atau diagram juga dapat diterapkan untuk merangsang pemikiran kreatif dan membantu mengidentifikasi risiko secara visual. Melalui kolaborasi aktif, anggota tim dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan dan potensi risiko yang dihadapi, dan mendorong adopsi rencana mitigasi yang lebih terperinci dan beragam.
Hasil dari sesi brainstorming dan workshop ini adalah daftar risiko yang teridentifikasi dan rencana awal untuk penanganan risiko, yang menjadi landasan bagi langkah-langkah selanjutnya dalam manajemen risiko proyek atau bisnis.
4. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats): Menggunakan analisis SWOT untuk mengenali faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat menyebabkan risiko atau memberikan peluang.
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah alat analisis strategis yang sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kesuksesan proyek atau bisnis. Dalam analisis SWOT, organisasi secara sistematis mengevaluasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) internal mereka, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berasal dari lingkungan eksternal. Dengan mengidentifikasi kelemahan internal, organisasi dapat mengenali potensi risiko yang mungkin muncul akibat kekurangan dalam sumber daya, kapabilitas, atau sistem. Di sisi lain, dengan mengenali peluang eksternal, organisasi dapat mengidentifikasi potensi risiko dan peluang bisnis yang dapat dipanfaatkan.
Analisis SWOT membantu tim manajemen risiko untuk memahami konteks operasional dan lingkungan bisnis secara lebih holistik. Dalam proses analisis ini, organisasi dapat mengevaluasi bagaimana kekuatan internal dapat mendukung rencana mitigasi risiko, bagaimana mengatasi kelemahan yang berpotensi menjadi risiko, serta bagaimana menghadapi atau memanfaatkan peluang yang ada. Selain itu, dengan mengidentifikasi ancaman eksternal, organisasi dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko yang mungkin muncul dari perubahan pasar, regulasi, atau faktor ekonomi lainnya. Analisis SWOT memberikan wawasan strategis yang berharga untuk merumuskan rencana manajemen risiko yang lebih tepat dan relevan sesuai dengan posisi dan kondisi unik organisasi.
5. Menggunakan Data Historis: Melihat data risiko dari proyek-proyek sebelumnya untuk mengidentifikasi pola risiko yang serupa.
Menggunakan data historis merupakan pendekatan yang sangat berharga dalam mengidentifikasi risiko potensial dalam proyek atau operasi bisnis. Dengan menganalisis data risiko dari proyek-proyek sebelumnya, organisasi dapat mengidentifikasi pola risiko yang serupa atau kembali terjadi dari masa lalu. Data historis menyediakan wawasan berharga tentang risiko-risiko yang telah dihadapi dan cara mereka ditangani di masa lalu, memberikan landasan untuk merancang rencana mitigasi dan manajemen risiko yang lebih efektif di masa depan.
Melihat data risiko dari proyek-proyek sebelumnya juga membantu dalam memahami sejarah kinerja risiko organisasi. Dengan mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan dalam mengatasi risiko di masa lalu, organisasi dapat mengidentifikasi kelemahan dan peluang untuk meningkatkan manajemen risiko mereka. Data historis dapat mencakup informasi tentang risiko yang terkait dengan perencanaan, anggaran, sumber daya, atau aspek lain dari proyek atau operasi bisnis. Dengan memanfaatkan data ini, tim manajemen risiko dapat mengambil keputusan yang lebih berdasarkan fakta, meminimalkan risiko yang sudah terbukti dan memaksimalkan peluang sukses berdasarkan pengalaman masa lalu.
6. Menggunakan Framework Standar: Menggunakan framework manajemen risiko yang diakui secara internasional, seperti ISO 31000, COSO ERM, atau PMI Risk Management Standard.
Menggunakan framework standar dalam manajemen risiko adalah langkah penting untuk memastikan bahwa organisasi mengadopsi pendekatan yang terstruktur dan teruji dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko. Framework manajemen risiko yang diakui secara internasional, seperti ISO 31000, COSO ERM, atau PMI Risk Management Standard, memberikan pedoman dan praktik terbaik yang dapat digunakan oleh organisasi dari berbagai sektor dan skala.
Framework-framework ini menyediakan kerangka kerja yang komprehensif dan menyeluruh, termasuk definisi terminologi, proses manajemen risiko, identifikasi metrik, dan rekomendasi praktis untuk penerapan. Dengan mengadopsi standar-standar ini, organisasi dapat memastikan bahwa mereka tidak melewatkan aspek penting dalam manajemen risiko dan memiliki pendekatan yang konsisten dan terukur. Selain itu, menggunakan framework standar juga memudahkan pembandingan dengan organisasi lain dalam industri yang telah mengadopsi pendekatan serupa, sehingga dapat memperkuat praktik terbaik dan pemahaman risiko bersama. Framework standar menjadi alat penting dalam meningkatkan efektivitas manajemen risiko dan membantu organisasi menghadapi ketidakpastian dengan lebih baik dan lebih percaya diri.
7. Analisis Tren Industri: Melakukan analisis tren industri untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang spesifik untuk sektor bisnis tertentu.
Melakukan analisis tren industri adalah langkah yang sangat penting dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang spesifik untuk sektor bisnis tertentu. Dalam analisis ini, organisasi mengamati perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam industri tempat mereka beroperasi. Ini mencakup perkembangan teknologi, perubahan regulasi, tren pasar, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prospek dan kondisi bisnis secara keseluruhan. Dengan memahami tren industri, organisasi dapat mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin muncul sebagai dampak dari perubahan tersebut dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
Analisis tren industri membantu organisasi dalam mengantisipasi tantangan dan peluang di masa depan. Misalnya, dalam industri teknologi yang cepat berubah, risiko terkait dengan keusangan produk atau perubahan teknologi dapat menjadi perhatian utama. Sementara dalam industri energi, fluktuasi harga bahan bakar atau perubahan kebijakan pemerintah bisa menjadi risiko yang signifikan. Dengan melakukan analisis tren industri secara berkala, organisasi dapat menyesuaikan strategi dan manajemen risiko mereka agar tetap relevan dan kompetitif dalam lingkungan bisnis yang berubah-ubah. Analisis tren industri juga memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi peluang bisnis baru dan berinovasi untuk mencapai keunggulan kompetitif.
8. Pendekatan Berbasis Skenario: Mengidentifikasi risiko berdasarkan skenario yang mungkin terjadi dalam proyek atau lingkungan bisnis.
Pendekatan berbasis skenario adalah metode yang efektif dalam mengidentifikasi risiko dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario yang mungkin terjadi dalam proyek atau lingkungan bisnis. Dalam pendekatan ini, organisasi secara proaktif menganalisis berbagai situasi atau kejadian yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek atau kinerja bisnis. Skenario dapat mencakup perubahan pasar, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, atau peristiwa lain yang memiliki potensi dampak signifikan.
Dengan mengidentifikasi risiko berdasarkan skenario yang mungkin terjadi, organisasi dapat lebih siap dan responsif dalam menghadapi ketidakpastian. Tim manajemen risiko dapat mengembangkan rencana penanganan risiko yang spesifik untuk setiap skenario, mempertimbangkan langkah-langkah mitigasi dan pencegahan yang sesuai. Pendekatan berbasis skenario juga memungkinkan organisasi untuk mengukur dampak potensial dari setiap skenario dan memperoleh wawasan tentang risiko mana yang paling signifikan dan perlu diprioritaskan. Dengan demikian, organisasi dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengantisipasi dan merespons perubahan lingkungan dengan lebih baik, sehingga dapat mengurangi kerugian dan memaksimalkan peluang di masa depan.
9. Metode Delphi: Mengumpulkan pandangan ahli secara anonim dan melakukan iterasi hingga konsensus tercapai dalam mengidentifikasi risiko.
Metode Delphi adalah pendekatan konsultasi yang berguna dalam mengidentifikasi risiko dengan melibatkan pandangan dari sekelompok ahli atau pemangku kepentingan. Dalam metode ini, para ahli diundang untuk memberikan kontribusi mereka secara anonim, yang memungkinkan kebebasan berekspresi tanpa dipengaruhi oleh pendapat atau pandangan orang lain. Proses ini dilakukan dalam beberapa iterasi atau putaran, di mana hasil dari setiap iterasi digunakan sebagai umpan balik untuk iterasi berikutnya. Tujuan utama dari metode Delphi adalah mencapai konsensus antara para ahli tentang risiko-risiko yang relevan dan signifikan dalam lingkup proyek atau bisnis.
Dengan melibatkan pandangan ahli secara anonim, metode Delphi membantu dalam mengatasi bias dan tekanan sosial yang mungkin muncul dalam proses identifikasi risiko. Ini juga memungkinkan para ahli untuk berbicara dengan jujur dan terbuka tanpa rasa takut atau pengaruh dari anggota lainnya. Dengan menggunakan metode iteratif, metode Delphi memungkinkan diskusi yang lebih mendalam tentang risiko dan memberikan kesempatan bagi para ahli untuk menyempurnakan pandangan mereka berdasarkan informasi baru yang muncul selama proses konsultasi. Hasil dari metode Delphi adalah konsensus yang tercapai antara para ahli, yang menjadi landasan yang lebih kuat untuk perencanaan manajemen risiko yang lebih akurat dan teruji.
10. Pemantauan dan Laporan Incident: Menggunakan laporan insiden dan kecelakaan sebelumnya untuk mengidentifikasi dan mencegah risiko serupa.
Pemantauan dan laporan insiden merupakan pendekatan proaktif dalam mengidentifikasi dan mencegah risiko serupa dalam proyek atau operasi bisnis. Dalam metode ini, organisasi secara teratur memantau dan mencatat setiap insiden, kecelakaan, atau masalah yang terjadi selama pelaksanaan proyek atau kegiatan bisnis. Informasi yang diperoleh dari laporan insiden digunakan untuk menganalisis penyebab dan akar permasalahan yang mungkin menyebabkan risiko terjadi. Dengan memahami penyebab risiko sebelumnya, organisasi dapat mengambil tindakan pencegahan yang sesuai untuk mengurangi atau menghindari risiko serupa di masa depan.
Pemantauan dan laporan insiden juga membantu organisasi dalam membangun pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan. Dengan menganalisis insiden masa lalu, organisasi dapat mengidentifikasi tren dan pola risiko yang muncul secara berulang, sehingga dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif. Selain itu, proses pelaporan insiden memberikan kesempatan bagi semua anggota tim untuk berkontribusi dengan informasi tentang risiko dan tantangan yang mereka temui dalam pekerjaan mereka. Dengan demikian, organisasi dapat menciptakan budaya terbuka dan transparan, yang memungkinkan masalah dan risiko dapat diidentifikasi dengan cepat dan ditangani dengan tepat waktu. Melalui pemantauan dan laporan insiden, organisasi dapat meningkatkan kualitas operasional dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih efisien untuk proyek dan operasi bisnis mereka.
Artikel selanjutnya akan membahas masing-masing teknik dengan lebih mendalam, menyajikan contoh aplikasinya dalam kasus nyata, dan memberikan panduan tentang cara mengintegrasikan identifikasi risiko ke dalam proses manajemen risiko secara keseluruhan.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang berbagai metode identifikasi risiko, perusahaan Anda dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan yang mungkin timbul selama proyek atau dalam operasi bisnis sehari-hari.
Lakukan analisis risiko yang seksama supaya terhindar dari bencana.
10.Pemantauan dan Laporan Incident: Menggunakan laporan insiden dan kecelakaan sebelumnya untuk mengidentifikasi dan mencegah risiko serupa.
Tentang penulis:
Ir. Ery Prasetyawan, PMP, CSI-CPM, MPar.
Penulis adalah Trainer dan Konsultant Manajemen Risiko, Project dan Knowledge Management di BUMN, Anak BUMN, Badan Layanan Umum (BLU), Badan Otorita Pemerintah, Perusahaan Swasta Nasional dan Internasional.
WA: 0811 904 262